"RENUNGILAH SAHABAT"

Seorang ibu guru sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya.
Ia duduk menghadap murid-muridnya.
Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pensil.
Ibu guru itu berkata,
"Saya ada satu permainan...Caranya begini:
Ini ada Qur'an,saya akan meletakkannya di tengah karpet.
Sekarang kalian berdiri diluar karpet.
Permainannya adalah,
bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa menginjak karpet?"
Murid-muridnya berpikir.
Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.
Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an.
Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet.
"Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. ..
Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-nginjak anda dengan terang-terang. ..
Kerana tentu anda akan menolaknya mentah mentah.
Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka.
Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir,
sehingga anda tidak sadar.
"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat,
maka dibuatlah pondasi yang kuat.
Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat.
Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai
dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan
dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Lemari dikeluarkan dulu
satu persatu, baru rumah dirobohkankan. .."
"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita.
Ia tidak akan menghantam terang-terangan,
tapi ia akan perlahan-lahan mempengaruhi anda.
Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain,
sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran
Islam dan mengikuti cara yang mereka...
Dan itulah yang mereka inginkan."
"Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran).
Dan inilah yang dijalankan oleh musuh-musuh kita... "
"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-nginjak, bu?"
tanya murid- murid.
"Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang,
misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain.
Tapi sekarang tidak lagi."
"Begitulah kita... Kalau diserang perlahan-lahan,
mereka tidak akan sadar,akhirnya hancur.
Tapi kalau diserang serentak terang-terangan,
mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".
"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini,
dan mari kita berdoa dahulu sebelum pulang..."
Matahari bersinar terik,
takala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar
mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...
...REUNGILAH SAHABAT SEMUA...

Nb: gw dpt dr teh devi nech...thanks teh

0 komentar:

"Coment ye...satu batang coklat menantimu :D"

Berikan sedikit waktu ye...tuk sekedar menorehkan goresan tangan mungilmu.,tapi inget jangan asal ngomonk.,
"gw gampar loe..."
wakakakakakaka...............

Recent Comments